Selasa, 01 Maret 2016

komunikasi perkantoran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian informasi, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikasi atau penerima informasi (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai komunikasi dalam konteks manajemen dan pemerintahan.
Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Dalam memberikan pengarahan seorang manajer  harus berkomunikasi dengan karyawannya agar informasi dan pekerjaan dalam perusahaan berjalan dengan baik dan mengerti dengan sistem kerja yang dipakai oleh perusahaan tersebut. Tidak hanya dalam konteks pengarahan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang akan disampaikan.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses komunikasi agar informasi tersampaikan dengan efektif terhadap karyawan perusahaan ?
2.      Bagaimana skema jalur informasi dan intruksi terhadap karyawan ?
3.      Langkah apa yang dilakukan demi tercapainya target dalam sebuah manajemen perkantoran ?

1.3  Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari masalah tersebut adalah :
1.      Dapat mengetahui dan memahami proses komunikasi agar informasi tersampaikan dengan efektif terhadap karyawan perusahaan
2.      Dapat mengetahui dan memahami skema jalur informasi yang dipakai sebuah perusahaan
3.      Dapat mengetahui solusi terhadap pencapaian tujuan sebuah perusahaan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Komunikasi Efektif
2.1.1        Pengertian komunikasi efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan .
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga tercipta feed back yang baik antara pemberi dan penerima pesan.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.[1]

2.1.2        Proses komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses komunikasi sebagai berikut ;
a.  Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:
1.            Informasi
2.            Ajakan
3.            Rencana kerja
4.            Pertanyaan dan sebagainya                       
b.  Simbol atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku atau menunjukkan arah tertentu.
c.  Media atau penghubung
Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
d. Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.



e.  Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
f.   Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
g.  Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.2  Konsep Komunikasi
2.2.1        Unsur dasar konsep komunikasi
Dalam komunikasi setidaknya, harus ada komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan, lingkungan, dan umpan balik.


a.       Komunikator
Komunikator adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita/pengirim berita/sumber berita. Komunikator bias individu, keluarga ataupun kelompok yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok lain. Dalam proses komunikasi, pengirim berita menggunakan gagasan yang diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang kemudian disampaikan dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak tangan, telepon. Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon walaupun kedua penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara langsung, namun ada perbedaan mendasar yang dapat mempengaruhi makna komunikasi. Perbedaannya adalah ketika komunikator berbicara dengan komunikasi, indera yang aktif adalah pendengaran. Para pembicara hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat ekspresi wajah atau sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan proses komunikasi langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, juga dapat dipahami komunikasi pengiring yang sifatnya nonverbal, misalnya bahasa kial, bahasa sikap, yang semuanya akan memperjelas isi pesan.
b.      Pesan
Unsur kedua  yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan atau amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi. Artinya, konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsure lain seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan, dan umpan baik yang merupakan fantor pendukung. Pesan adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau gerakan.
c.       Saluran komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang member makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar), penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan).
Metode komunikasi terdiri atas informative communication (informasi), persuasive communication (metode mendidik), dan coercive/instructive  commucation (metode instruktif). Metode komunikasi adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara kerja persisten untuk  memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
d.      Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selain unsur diatas, untuk mewujudkan kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan keberadaan komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.
e.       Umpan balik
Komunikasi dinyatakan berhasil apabial komunikasi mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respons. Umpan balik adalah harus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan terdiri atas empat macam jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik, umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
Zero umpan balik berarti tidak ada kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi bersifat dingin yang disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak dipahami, dan waktu ataupun tempat tidak tepat sehingga komunikasi tidak bermakna. Umpan balik positif adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh komunikator. Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan komunikator. Terjadi persetujuan antara komunikator dengan komunikan. Umpan balik netral adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik negatif umpan balik yang disampaikan oleh komunikan tidak mendukung komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada persetujuan dan dapat bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa umpan balik merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.
Text Box: Jalur intruksi
Jalur kordinasi
Contoh struktur jalur koordinasi dan intruksi di PT.kewalram












Text Box: Manajer
Text Box: Direktur
















 










2.3  Solusi menghadapi dan menanggulangi hambatan komunikasi
2.3.1        Solusi menghadapi hambatan komunikasi
Dewasa ini melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang benar-benar efektif, karena selalu terjadi hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat yaitu : 
a)      Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. 
b)      Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi. 
Sedangkan jika diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : 
1.      Gangguan (Noises), terdiri dari : 
1)      Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. 
2)      Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. 
3)      Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. 
2.      Kepentingan (Interest) 
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan. 
3.      Motivasi 
Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan. 
4.      Prasangka (Prejudice) 
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif. 



5.      Evasi Komunikasi 
Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi : 
2.3.2        Solusi menanggulangi hambatan komunikasi
Untuk mengetahui hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut : 
1.      Mengecek arti atau maksud yang disampaikan. Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah ia sudah mengerti apa yang si komunikator bicarakan. Contoh: dosen bertanya pada mahasiswanya “Apakah kalian sudah mengerti,apa yang saya sampaikan ?” 
2.       Meminta penjelasan lebih lanjut . Sama halnya dengan poin pertama hanya saja disini si komunikator lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi. Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?” 
3.      Mengecek umpan balik atau hasil. Memancing kembali si komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau pesan yang telah disampaikan kepada komunikan. Contoh: “Apakah kalian telah mengerjakan tugas yang saya berikan?” Sebelumnya si komunikator telah berpesan pada komunikan untukmengeerjakan tugas. 
4.      Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat Contoh: “Tugas nya dikumpulkan minggu depan ya” sambil menggerakkan tangan. 
5.      Mengakrabkan antara pengirim dan penerima. Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini. 
6.      Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat. Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu. 
7.      Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan yang akan dituju.
8.      Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus berusaha dapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti. 
9.      Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan. 
10.  Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar. 
11.  Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. 
12.  Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna. 
13.  Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti. 
Adapun hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain :
1.      Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi. Menurut  dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman  Personel management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
-          Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
-          Kurangnya informasi atau penjelasan
-          Kurangnya ketrampilan membaca
-          Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2.      Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau   secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3.      Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Menurut   Cruden dan Sherman :
a.              Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi
b.              Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.

2.4  Hasil Observasi Lapangan
Dari observasi yang dilakukan kelompok kami melakukan wawancara terhadap personalia yang bertanggungjawab di perusahaan tersebut.
1.      Mohon maaf sebelumnya, nama bapak siapa ?
-          Kabul, panggil saja pak kabul
2.      Bapak disini menjabat sebagai apa ?
-          Saya bertanggungjawab dibidang personalia
3.      Tugas dan fungsi bapak disini bagaimana pak ?
-          Menyeleksi pegawai baru, mengecek hasil produksi, mengecek kinerja pegawai bahkan sesekali saya keliling area produksi untu melihat bagus atau tidaknya pegawai baru maupun yang lama
4.      Lalu bagaimana apabila pegawai melakukan kesalahan ?
-          Langsung saya tegur di tempat, dan dalam seminggu sekali sering mengadakan meeting guna melakukan pengarahan dan teguran terhadap karyawan
5.      Hambatan apa yanng sering dialami perusahaan dan bagaimana dampak pada perusahaan ?
-          Karyawan sering teledor meninggalkan mesin diwaktu jam kerja, jumplah cacat produksi yang banyak, mengakibatkan tambah jam kerja kepada karyawan finishing karena terhambat oleh banyaknya cacat, dan perusahaan mengalami kerugian namun bisa teratasi apabila di bagian finishing tepat waktu melakukan perbaikan pada barang produksi

Catatan. Sebenarnya percakapan/wawancara yang dilakukan banyak hanya saja yang dibutuhkan cukup menjadi referensi bahan tugas yang kami buat.


Lampiran lampiran





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan .
Proses komunikasi yang efektif Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses komunikasi
3.2  Saran
Untuk meningkatkan efektifitas / fungsi komunikasi dalam organisasi / institusi perlu meningkatkan hubungan antar personal serta posisional secara formal




DAFTAR PUSTAKA
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies
Jiwanto, Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta 1985
Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000
Rahkmat,jalaluddin., Psikologi komunikasi.,Remaja Rosdakarya, Bandung.,2013
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
Sofyandi,Herman, Prilaku Organisasional, Graha Ilmu,Yogjakarta.2007
Uchjana Effendi, Onong., Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung 1986.
Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung 1992


[1] Jalaludin Rakhmat., ‘Psikologi Komunikasi”,. 2013,. hal 13-16