BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian
informasi, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikasi atau penerima
informasi (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang
dikehendaki bersama.
Seperti yang kita ketahui dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah
satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan
komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang
menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan
manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi
tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai
komunikasi dalam konteks manajemen dan pemerintahan.
Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu
sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan
dalam bentuk tanda atau symbol,baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa
harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,sehingga
tidak terjadi salah persepsi.
Dalam memberikan pengarahan seorang
manajer harus berkomunikasi dengan
karyawannya agar informasi dan pekerjaan dalam perusahaan berjalan dengan baik
dan mengerti dengan sistem kerja yang dipakai oleh perusahaan tersebut. Tidak
hanya dalam konteks pengarahan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks
lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan
yang akan disampaikan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
proses komunikasi agar informasi tersampaikan dengan efektif terhadap karyawan
perusahaan ?
2. Bagaimana
skema jalur informasi dan intruksi terhadap karyawan ?
3. Langkah
apa yang dilakukan demi tercapainya target dalam sebuah manajemen perkantoran ?
1.3
Tujuan
Masalah
Dari rumusan masalah yang ditemukan
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari masalah tersebut adalah :
1. Dapat
mengetahui dan memahami proses komunikasi agar informasi tersampaikan dengan
efektif terhadap karyawan perusahaan
2. Dapat
mengetahui dan memahami skema jalur informasi yang dipakai sebuah perusahaan
3. Dapat
mengetahui solusi terhadap pencapaian tujuan sebuah perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Komunikasi
Efektif
2.1.1
Pengertian
komunikasi efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang
mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change) pada orang yang terlibat
dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling
bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan .
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima
pesan. Sehingga tercipta feed back yang baik antara pemberi dan penerima pesan.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan
adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.[1]
2.1.2
Proses
komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang
mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;
Pengirim pesan , penerima pesan dan
pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses komunikasi sebagai berikut ;
a. Pengirim
pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara
baik dan jelas.
Materi
pesan dapat berupa:
1.
Informasi
2.
Ajakan
3.
Rencana kerja
4.
Pertanyaan dan
sebagainya
b. Simbol
atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat
kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya
seorang manager menyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota
badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku atau
menunjukkan arah tertentu.
c. Media
atau penghubung
Adalah alat untuk menyampaikan pesan
seperti : TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan,
jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
d. Mengartikan
kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra (
telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode
dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.
e. Penerima
pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat
memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
f. Balikan
(feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan
yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
g. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari
proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi,
karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan
adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya.
2.2
Konsep
Komunikasi
2.2.1
Unsur
dasar konsep komunikasi
Dalam komunikasi setidaknya, harus ada
komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,
lingkungan, dan umpan balik.
a. Komunikator
Komunikator adalah orang yang mau
berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita/pengirim
berita/sumber berita. Komunikator bias individu, keluarga ataupun kelompok yang
mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok
lain. Dalam proses komunikasi, pengirim berita menggunakan gagasan yang
diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang kemudian disampaikan
dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak tangan, telepon.
Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon walaupun kedua
penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara langsung, namun ada perbedaan
mendasar yang dapat mempengaruhi makna komunikasi. Perbedaannya adalah ketika
komunikator berbicara dengan komunikasi, indera yang aktif adalah pendengaran.
Para pembicara hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat ekspresi wajah atau
sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan menggunakan
komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan proses komunikasi
langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan komunikasi kebahasaan dengan
jalinan lisan, juga dapat dipahami komunikasi pengiring yang sifatnya
nonverbal, misalnya bahasa kial, bahasa sikap, yang semuanya akan memperjelas
isi pesan.
b. Pesan
Unsur kedua yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan
atau amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu
komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi. Artinya,
konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsure lain
seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan, dan umpan baik yang
merupakan fantor pendukung. Pesan adalah berita yang disampaikan oleh
komunikator melalui lambang atau gerakan.
c. Saluran
komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana
untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang
member makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan
atau penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi pendengaran
(lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau
gambar), penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa
rangsangan perabaan).
Metode komunikasi terdiri atas
informative communication (informasi), persuasive communication (metode mendidik),
dan coercive/instructive commucation
(metode instruktif). Metode komunikasi adalah cara yang teratur dan terpikir
baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara kerja persisten
untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
d. Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selain
unsur diatas, untuk mewujudkan kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan
keberadaan komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi,
yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima
berita atau lambang.
e. Umpan
balik
Komunikasi dinyatakan berhasil apabial
komunikasi mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respons.
Umpan balik adalah harus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya
komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi
rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan
langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu
alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan terdiri atas empat macam
jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik, umpan balik positif, umpan
balik netral, dan umpan balik negatif.
Zero umpan balik berarti tidak ada
kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi bersifat dingin yang
disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak dipahami,
dan waktu ataupun tempat tidak tepat sehingga komunikasi tidak bermakna. Umpan
balik positif adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh komunikator.
Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan komunikator. Terjadi persetujuan
antara komunikator dengan komunikan. Umpan balik netral adalah tanggapan yang
disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi dengan pesan yang
disampaikan. Umpan balik negatif umpan balik yang disampaikan oleh komunikan
tidak mendukung komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada persetujuan dan
dapat bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa umpan balik
merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.
Contoh struktur
jalur koordinasi dan intruksi di PT.kewalram
2.3
Solusi
menghadapi dan menanggulangi hambatan komunikasi
2.3.1
Solusi
menghadapi hambatan komunikasi
Dewasa
ini melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan
bahwa tidak ada proses komunikasi yang benar-benar efektif, karena selalu terjadi
hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat yaitu :
a) Hambatan yang bersifat objektif,
yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh
pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.
Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang
tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau
tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara
komunikator dengan komunikan.
b) Hambatan yang bersifat subjektif,
yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan,
misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan
mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan jika diklasifikasikan
hambatan komunikasi meliputi :
1. Gangguan (Noises), terdiri dari
:
1) Gangguan mekanik (mechanical/channel
noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik.
2) Gangguan semantik (semantic noise),
yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep
terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
3) Gangguan personal (personnel noise),
yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang
kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya
tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest)
Interest
akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya
tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif
terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan
suatu kepentingan.
3. Motivasi
Motif
atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya
motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya,
termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin
komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat
diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
4. Prasangka (Prejudice)
Sikap
seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and
dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga
tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang
komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan
atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering
membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir
secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
5. Evasi Komunikasi
Evasion
of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi
untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E.
Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu,
Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
2.3.2
Solusi
menanggulangi hambatan komunikasi
Untuk
mengetahui hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut
:
1. Mengecek arti atau maksud yang
disampaikan. Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah ia sudah mengerti
apa yang si komunikator bicarakan. Contoh: dosen bertanya pada
mahasiswanya “Apakah kalian sudah mengerti,apa yang saya sampaikan ?”
2. Meminta penjelasan lebih lanjut . Sama halnya
dengan poin pertama hanya saja disini si komunikator lebih aktif berbicara
untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi. Contoh:
“Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
3. Mengecek umpan balik atau hasil.
Memancing kembali si komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau
pesan yang telah disampaikan kepada komunikan. Contoh: “Apakah kalian
telah mengerjakan tugas yang saya berikan?” Sebelumnya si komunikator telah berpesan
pada komunikan untukmengeerjakan tugas.
4. Mengulangi pesan yang disampaikan
memperkuat dengan bahasa isyarat Contoh: “Tugas nya dikumpulkan minggu
depan ya” sambil menggerakkan tangan.
5. Mengakrabkan antara pengirim dan
penerima. Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang
mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini.
6. Membuat pesan secara singkat, jelas
dan tepat. Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan
sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu.
7. Membuat suatu pesan secara
berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan yang akan
dituju.
8. Meminimalkan gangguan dalam proses
komunikasi, komunikator harus berusaha dapat membuat komunikan lebih mudah
memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan
dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti.
9. Mempermudah upaya umpan balik antara
si pengirim dan si penerima pesan, Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi
harus direncanakan dengan baik agar mengahasilkan umpan balik dari komunikan
sesuai harapan.
10. Gunakan umpan balik (feedback),
setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan
bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran
terhadap umpan balik itu secara benar.
11. Pahami perbedaan individu atau
kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas
yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan
pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat
dalam berkomunikasi.
12. Gunakan komunikasi langsung (face to
face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya
lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik
wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang
membuat komunikasi lebih berdaya guna.
13. Gunakan bahasa yang sederhana dan
mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan
menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola
kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat
membuat pesan sulit dimengerti.
Adapun
hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain :
1.
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi
teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat
diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi. Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel management jenis hambatan teknis
dari komunikasi :
-
Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
-
Kurangnya informasi atau penjelasan
-
Kurangnya ketrampilan membaca
-
Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau secara secara efektif.
Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian
(komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru.
Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau
penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda
dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam
ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap
kata-kata yang dipakainya.
3.
Hambatan Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang,
dll.
Menurut Cruden dan Sherman :
a.
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi,
ketrampilan mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan
informasi
b.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam
organisasi.
Suasana iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.
2.4
Hasil
Observasi Lapangan
Dari observasi yang dilakukan kelompok
kami melakukan wawancara terhadap personalia yang bertanggungjawab di
perusahaan tersebut.
1. Mohon
maaf sebelumnya, nama bapak siapa ?
-
Kabul, panggil saja pak
kabul
2. Bapak
disini menjabat sebagai apa ?
-
Saya bertanggungjawab
dibidang personalia
3. Tugas
dan fungsi bapak disini bagaimana pak ?
-
Menyeleksi pegawai
baru, mengecek hasil produksi, mengecek kinerja pegawai bahkan sesekali saya
keliling area produksi untu melihat bagus atau tidaknya pegawai baru maupun
yang lama
4. Lalu
bagaimana apabila pegawai melakukan kesalahan ?
-
Langsung saya tegur di
tempat, dan dalam seminggu sekali sering mengadakan meeting guna melakukan
pengarahan dan teguran terhadap karyawan
5. Hambatan
apa yanng sering dialami perusahaan dan bagaimana dampak pada perusahaan ?
-
Karyawan sering teledor
meninggalkan mesin diwaktu jam kerja, jumplah cacat produksi yang banyak,
mengakibatkan tambah jam kerja kepada karyawan finishing karena terhambat oleh
banyaknya cacat, dan perusahaan mengalami kerugian namun bisa teratasi apabila
di bagian finishing tepat waktu melakukan perbaikan pada barang produksi
Catatan. Sebenarnya
percakapan/wawancara yang dilakukan banyak hanya saja yang dibutuhkan cukup
menjadi referensi bahan tugas yang kami buat.
Lampiran
lampiran
|
|
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang
mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change) pada orang yang terlibat
dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling
bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan .
Proses komunikasi yang efektif Pengirim
pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses
komunikasi
3.2
Saran
Untuk
meningkatkan efektifitas / fungsi komunikasi dalam organisasi / institusi perlu
meningkatkan hubungan antar personal serta posisional secara formal
DAFTAR PUSTAKA
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory,
McGrraw-Hill Companies
Jiwanto, Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat
Pengembangan Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta 1985
Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA,
Bandung 2000
Rahkmat,jalaluddin.,
Psikologi
komunikasi.,Remaja Rosdakarya, Bandung.,2013
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
Sofyandi,Herman, Prilaku
Organisasional, Graha Ilmu,Yogjakarta.2007
Uchjana Effendi, Onong., Dinamika Komunikasi, Remaja
Rosdakarya, Bandung 1986.
Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek,
Remaja Rosdakarya, Bandung 1992